perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) sudah memudahkan siapa pun untuk buat artikel didalam hitungan menit. namun belakangan ini banyak praktisi SEO dan pemilik web yang mengeluh bahwa AI Content jadi susah ranking di Google. Apakah ini benar? Dan apa respon formal dari Google berkenaan fenomena ini?
Dalam artikel ini, kami akan membedah isu tersebut berdasarkan himbauan paling baru dari Google, dan juga menyadari bagaimana algoritma mesin pencari menyaksikan konten yang dibuat dengan pertolongan AI.
Apakah AI Content Dilarang oleh Google?
Pertama-tama, butuh diluruskan bahwa Google tidak secara eksplisit melarang pemanfaatan AI untuk buat konten. didalam dokumentasi resminya, Google menyatakan:
“Penggunaan otomatisasi, mencakup AI, tidak dilarang selama konten yang dihasilkan bermanfaat bagi pengguna dan tidak melanggar kebijakan spam.”
Artinya, konten AI tidak bakal otomatis dihukum sekedar karena dibikin oleh mesin. Yang mulai masalah adalah seandainya konten tersebut tidak menunjukkan nilai semakin tidak memberikan pengalaman nyata, atau hanya dihasilkan demi memanipulasi ranking.
Mengapa AI Content jadi sulit Ranking?
Fenomena “AI Content jadi susah ranking” sebenarnya adalah konsekuensi dari update algoritma Google yang kini makin fokus pada mutu dan kehendak pencarian pengguna (search intent).
Ada beberapa alasan mengapa banyak konten berbasis AI sulit bertahan di halaman pertama:
1. Minimnya E-E-A-T
E-E-A-T adalah singkatan dari:
- Experience (Pengalaman langsung)
- Expertise (Keahlian)
- Authoritativeness (Otoritas)
- Trustworthiness (Kepercayaan)
Konten AI kerap kali tidak meresmikan “pengalaman pribadi” atau sudut pandang otentik. Akibatnya, Google menilai konten tersebut kurang memastikan teristimewa di topik-topik yang peka seperti kesehatan keuangan, dan hukum.
2. Tingkat Keunikan yang Rendah
Walaupun AI dapat menulis cepat, banyak output yang dihasilkan condong generik dan seragam. Google bisa mengenali pola seperti ini dan dapat menurunkan peringkat halaman yang diduga “tidak memberikan nilai baru”.
3. Tidak mencukupi Search Intent
Konten AI kadang menjawab topik secara permukaan saja. Padahal, algoritma Google sekarang sangat ketat didalam mengevaluasi apakah konten memang menjawab kemauan pencarian pengguna secara mendalam dan memuaskan.
Tanggapan formal Google: “Yang vital Kontennya Bermanfaat”
Dalam anjuran resminya, Google menyatakan bahwa:
“Kami memprioritaskan konten yang dibikin untuk manusia, bukan konten yang dibuat sekedar untuk beroleh ranking.”
Dengan kata lain, Google tidak pikirkan siapa yang menulis konten (manusia atau AI) — yang vital adalah **apakah konten tersebut:
membantu pengguna,
menyajikan informasi yang orisinal,
dan menunjukkan keahlian yang relevan.**
Jika ya, maka konten itu masih bisa berkompetisi di hasil pencarian.
Bagaimana buat AI Content yang masih bisa Ranking?
Jika kamu memanfaatkan AI sebagai proporsi berasal dari trik konten, teristimewa untuk PBN, berikut adalah sebagian trick praktis sehingga kontenmu tetap memenuhi standar Google:
1. Tambahkan Sentuhan Manusia
Gunakan AI untuk drafting awal, sedang revisi bersama dengan insight manusia:
- Tambahkan opini atau pengalaman pribadi
- Sertakan data belajar masalah atau umpama nyata
- Gunakan bahasa yang lebih natural dan komunikatif
2. Pastikan Konten mencukupi E-E-A-T
- Experience: Ceritakan pengalaman khusus atau observasi langsung
- Expertise: Tampilkan kredensial atau latar belakang penulis
- Authoritativeness: Tautkan ke sumber otoritatif dan terpercaya
- Trustworthiness: Pastikan tidak hadir klaim kelebihan tanpa sumber
3. tingkatkan Orisinalitas
Hindari bikin artikel yang sebatas ulangilah topik lama. Cari sudut pandang baru, bikin ringkasan berasal dari beberapa sumber, atau jelaskan dengan langkah yang lebih mudah dipahami.
4. Audit Konten secara Berkala
Periksa:
- Apakah artikel menjawab pertanyaan pembaca?
- Apakah susunan dan alur logikanya jelas?
- Apakah bounce rate tinggi atau rendah?
Jika artikel tidak memperlihatkan hasil, perbaiki atau hapus — ini juga direkomendasikan segera oleh Google.
Baca Juga : trick Headline yang buat Konten Digital Marketingmu melekat & Click-Worthy
Kesimpulan: AI Bukan Musuh, tetapi Alat yang wajib Bijak Digunakan
Mitos bahwa “AI content dilarang Google” tidak sepenuhnya benar. Yang sesungguhnya terjadi adalah Google semakin pandai didalam mengetahui konten yang berfaedah vs. konten yang dangkal atau dibuat sebatas untuk SEO.