Daftar Isi
Email marketing masih menjadi salah satu kanal digital marketing paling efektif, dengan ROI yang tinggi jika dijalankan dengan strategi tepat. Namun, tantangan terbesar dalam kampanye email adalah memastikan email tidak masuk ke folder spam. Banyak brand mengalami penurunan performa karena email mereka gagal mencapai inbox utama audiens. Oleh karena itu, penting untuk memiliki strategi email newsletter yang benar-benar efektif dan sesuai pedoman konten bermanfaat dari Google.
Artikel ini akan membahas bagaimana Anda bisa menyusun email newsletter yang tidak hanya menarik, tetapi juga bebas dari risiko ditandai sebagai spam.
Mengapa Banyak Email Masuk ke Folder Spam?
Sebelum membahas strategi email newsletter, penting memahami alasan umum kenapa email bisa masuk ke spam:
- Penggunaan kata-kata promosi berlebihan
- Tidak adanya izin dari penerima (tanpa opt-in)
- Struktur email tidak sesuai standar
- Alamat pengirim mencurigakan
- Tidak menyertakan opsi unsubscribe
- Reputasi domain buruk
Hal-hal ini seringkali luput dari perhatian, padahal secara teknis dan etis sangat berpengaruh terhadap deliverability email.
1. Bangun Daftar Email Secara Legal dan Etis
Strategi pertama dalam strategi email newsletter yang efektif adalah menghindari membeli database email. Google dan banyak penyedia layanan email memprioritaskan keamanan dan kenyamanan pengguna. Daftar email yang diperoleh tanpa izin akan lebih sering ditandai sebagai spam.
Gunakan pendekatan organik:
- Formulir berlangganan di website
- Pop-up atau exit intent dengan penawaran menarik
- Lead magnet seperti e-book, diskon, atau akses eksklusif
Pastikan Anda menerapkan sistem double opt-in untuk memverifikasi bahwa orang tersebut benar-benar ingin menerima email dari Anda.
2. Gunakan Alamat Email yang Profesional dan Terpercaya
Hindari menggunakan alamat seperti marketing123@gmail.com. Alamat pengirim yang terlihat mencurigakan dapat menurunkan reputasi pengiriman Anda.
Gunakan domain resmi seperti:
- newsletter@namabisnis.com
- info@tokofashion.id
- SPF (Sender Policy Framework)
- DKIM (DomainKeys Identified Mail)
- DMARC (Domain-based Message Authentication)
Pengaturan teknis ini memberi sinyal bahwa email benar-benar dikirim dari domain yang sah.
3. Tulis Subjek Email yang Relevan dan Jujur
Subjek email adalah hal pertama yang dilihat penerima. Google dan filter spam lainnya sangat sensitif terhadap kata-kata clickbait seperti:
- “Dapatkan uang cepat!”
- “GRATIS 100%!!!”
- “Klik sekarang sebelum terlambat!”
Sebaliknya, gunakan pendekatan yang alami dan informatif. Misalnya:
- “Update terbaru untuk pelanggan setia kami”
- “5 ide outfit simpel untuk akhir pekan ini”
- “Panduan eksklusif hanya untuk kamu”
Subjek harus mencerminkan isi email dan tidak menipu pembaca, sesuai dengan prinsip konten bermanfaat.
4. Buat Konten yang Bernilai, Bukan Sekadar Promosi
Email newsletter yang baik bukan hanya tentang penawaran, tapi juga memberi informasi atau inspirasi. Google menekankan bahwa konten harus bermanfaat dan dibuat untuk pengguna, bukan hanya untuk tujuan komersial.
Isi email bisa meliputi:
- Tips atau panduan singkat
- Artikel blog terbaru
- Insight industri
- Curated content atau rekomendasi produk
Misalnya, untuk bisnis fashion:
“Kami tahu memilih outfit saat musim hujan itu susah. Cek tips dari stylist kami di email kali ini…”
Konten seperti ini akan mendorong audiens membaca dan tidak langsung menghapus atau menandai sebagai spam.
5. Gunakan Desain yang Mobile-Friendly dan Rapi
Lebih dari 70% email dibuka lewat perangkat mobile. Oleh karena itu, desain email Anda harus:
- Responsif di semua ukuran layar
- Menggunakan font yang mudah dibaca
- Menyisipkan gambar yang dioptimalkan (tidak berat)
- Menghindari layout berantakan atau terlalu banyak warna
Struktur email yang baik juga mempermudah pembaca memahami isi pesan dengan cepat. Gunakan heading, bullet point, dan white space secara efisien.
6. Sertakan Unsubscribe Link Secara Jelas
Banyak marketer berpikir bahwa menyembunyikan atau menghilangkan link “unsubscribe” bisa mempertahankan subscriber. Padahal, hal ini justru membuat email lebih berisiko masuk spam dan melanggar regulasi seperti GDPR dan CAN-SPAM Act.
Unsubscribe yang mudah menunjukkan bahwa brand Anda menghargai privasi pengguna dan meningkatkan reputasi pengiriman.
7. Uji dan Pantau Kinerja Newsletter Anda
Setiap kampanye email perlu dianalisis untuk memahami apa yang berhasil dan tidak. Perhatikan metrik seperti:
- Open rate
- Click-through rate (CTR)
- Bounce rate
- Spam complaint rate
Gunakan A/B testing untuk subjek, isi email, atau CTA. Cobalah berbagai gaya bahasa atau visual untuk mengetahui mana yang paling disukai audiens.
Tools yang bisa Anda gunakan:
- Mailchimp
- Klaviyo
- Sendinblue
- ConvertKit
Kesimpulan
Membangun strategi email newsletter yang tidak masuk folder spam memerlukan perpaduan antara teknik, etika, dan empati terhadap audiens. Jangan hanya fokus pada promosi, tetapi berikan nilai yang nyata kepada pembaca. Dengan mengikuti prinsip Google tentang konten yang bermanfaat, email Anda tidak hanya akan lolos filter spam, tetapi juga benar-benar dibaca dan menghasilkan dampak positif.
Mulailah dengan membangun daftar yang bersih, menulis dengan jujur, mengutamakan kenyamanan pengguna, dan mengirimkan konten yang memang layak untuk dinanti setiap minggunya.